Review One Piece ch 893


Terlebih dulu, maaf telah menghilang selama berbulan-bulan lantaran kesibukan di dunia nyata yang cukup banyak telah menyita sebagian waktu istirahat ku. Jadi untuk di mulainya era baru dalam dunia tulis menulisku mari kita awali dari ch terbaru dari manga yang sangat menyedot perhatian seluruh pencinta manga, One Piece. Oke mari kita mulai saja.

Cerita ini banyak berkisar tentang orang-orang yang mempertahankan prinsipnya dengan teguh. Orang-orang yang konsisten menjaga janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya. Meskipun dalam dunia bajak laut khianat-mengkhianati, tipu-menipu, curang-mencurangi adalah hal yang lazim terjadi, orang-orang tipe ini tidak akan terpengaruh. Barangkali senada dengan King in The North (di Game of Thrones), mereka berpandangan bahwa, “When all of people make false promises, words stop meaning anything!” Kata-kata tak lagi berarti apapun ketika seseorang dengan mudahnya melanggar kesepakatan yang sudah ditetapkan.
.
Alur cerita telah mendekati akhir arc. Arc WCI akan segera usai. Pernah kukatakan jauh di review sebelumnya, musuh terbesar Luffy di arc ini bukanlah Big Mom sang Yonko, tapi Katakuri, salah satu Komandan Manis Bajak Laut Big Mom. Toh dari awal tujuan Luffy datang ke WCI bukan untuk menjatuhkan seorang Yonko, karena itu di arc ini aku yakin BM tidak akan tumbang.
.
Nakama, chapter kali ini berjudul, “Putri ke-36 Keluarga Charlotte, Flambe”. Sepanjang perjalanan Arc WCI, ada 3 judul lainnya yang memiliki pola sama dengan chapter ini. Pola yang kumaksud adalah perkenalan karakter secara formal, dengan menunjukkan pangkat, kedudukan, atau identitas si karakter. Ketiga chapter tersebut adalah chapter 829 (The Yonko Charlotte Linlin, The Pirate), chapter 878 (Guardian's of Mink Tribe, Pedro), dan chapter 879 (One of Big Mom's Three Sweet Commander, Katakuri). Penamaan chapter yang seperti ini juga bisa dianggap sebagai penegasan Oda terhadap urutan kelahiran Flambe di keluarga Charlotte. Kita tahu sebelumnya Oda pernah salah dalam menempatkan Flambe sebagai putri ke-33.
Ada beberapa hal yang menjadi sorotanku di chapter kali ini. Lets begin!
Cover Story
The Usoland! Yup, itulah nama dari kapal divisi kelima Bajak Laut Topi Jerami. Sebelum memulai pelayaran, ke-200 anggota divisi kelima melakukan pengecekan atas The Usoland. Ada yang memeriksa haluan kapal, ada yang memeriksa buritan kapal, ada yang memeriksa layar dan tiang utama, bahkan ada yang sampai menyelam untuk memastikan kelayakan lambung kapal.
.
Ini adalah volume ke-25 dari cover story edisi ke-23 ini. Entah, apakah cover story tentang Leo akan berakhir pada cover kelimanya atau keenam seperti kisah divisi keempat.

Charlotte Flambe

Kegilaan Flambe akan popularitas sedikit mengingatkanku kepada Cavendish. Tapi, ada yang berbeda di antara keduanya. Jika Cavendish masih memiliki nilai-nilai yang ia junjung tinggi, seperti memuliakan perempuan (contohnya ketika ia meminjamkan jubahnya agar luka di punggung Robin tak terlihat), atau membalas kebaikan orang lain terhadapnya, Flambe tidak memiliki semua itu. Flambe hanya berpikir bagaimana supaya atensi dunia menuju kepadanya. Tipikal remaja yang haus perhatian banget deh. Kuharap para pembaca tulisanku terhindar dari obsesi semacam ini, ya.
Flambe dan pengikut setianya berhasil menjadi sosok yang menyebalkan di chapter ini. Bisa-bisanya ia menjadi hater nomor satu Katakuri hanya karena dibentak dan diperlihatkan mulut asli Katakuri. Ia bahkan berniat menyebarluaskan bentuk mulut Katakuri tersebut ke semua orang di Totland. Bagiku, orang yang menjadikan bentuk fisik orang lain sebagai bahan olokan menunjukkan betapa dangkalnya tingkat pemikirannya.


Bicara soal bentuk fisik, dari bentuk tubuh Flambe yang dapat menggelembung dan menyusut, aku bisa menyimpulkan kalau ia adalah seorang DFU. Ada 2 kemungkinan buah iblis yang dimakannya. Buah iblis permen karet atau malah buah iblis Flambe sendiri. Flambe adalah salah satu teknik memasak dengan menggunakan alcohol sehingga api menyala di permukaan wajan. Nyala api tersebut berbentuk gelembung yang bisa membesar dan menyusut, sama seperti tubuh Flambe.
Dengan buah iblis yang dimakannya, Flambe mimiliki kemampuan melayang di udara. Kemampuannya memuaikan tubuh membuatnya mampu menciptakan suatu serangan yang unik. Sebuah tembakan senyap, tanpa suara. Sayangnya kemampuan fisik dan mental Flambe cukup lemah, buktinya ia pinsan oleh efek benturan haoshoku Luffy dan Katakuri.

Pertarungan Antar Pria

Seperti yang sudah kusinggung di awal review, di One Piece banyak kita temukan orang-orang yang menjaga kesepakatan yang sudah dibuatnya dengan teguh. Katakuri adalah salah satunya. Katakuri sejak awal mengupayakan agar pertarungannya dengan Luffy berlangsung secara satu lawan satu. Setelah 8 jam-an berlalu ternyata ia tetap menjaga kesepakatan tersebut.
Aku cukup terkejut melihat adegan ketika Katakuri merobek perutnya sendiri. Ia merasa itu adalah hal yang pantas diterimanya karena terlukanya Luffy disebabkan oleh gangguan dari BMP. Gentleman, meskipun naïf dalam kaca mata bajak laut.

Lagi-lagi Oda menunjukkan hal menarik lainnya dari sosok Katakuri. Dia adalah lawan yang untuk seterusnya akan mendapatkan penghormatan dari Luffy. Katakuri memiliki desain yang keren (kecuali bagian rahang dan mulutnya). Katakuri mampu menguasai penggunaan DF bahkan sampai ke tahap awakening. Penggunaan Bushoshokunya sangat baik, penggunaan Kenbunshokunya istimewa, bahkan ia mampu menggunakan Haoshoku. Tidak dapat diragukan lagi, ia adalah musuh terkuat yang dihadapi Luffy, setelah Kuzan tentunya. Dan yang membuatnya lebih istimewa adalah Katakuri memiliki attitude yang baik kepada Big Mom dan saudara-saudaranya.
Salah satu hal menarik di chapter ini ada pada panel teratas page ke-16.

Terlihat 2 pancaran haoshoku yang saling berbenturan dan menghasilkan petir hitam di peraduannya. Lagi-lagi benturan Haoshoku itu menyebabkan kerusakan fisik pada lingkungan sekitarnya. Penggunaan Haoshoku memang mirip ledakan ki pada pada Dragon Ball. Sejauh ini dampak dari penggunaan tipe haki yang langka ini masih sebatas itu. Semoga Saja di kemudian hari Shanks memperlihatkan aplikasi yang berbeda dari haki tipe ini.
Dengan mampunya Katakuri menggunakan Haoshoku Haki, aku tidak akan terkejut jika di kemudian hari Garp, Sengoku, Mihawk, dan orang-orang kuat lainnya juga bisa menggunakan Haoshoku.

Pelican Eel

Bentuk rahang Katakuri mirip dengan Pelican Eel, belut laut yang hidup di perairan dalam (3000 meter). Ini semakin memperkuat dugaanku soal Katakuri yang merupakan ras hybrid. Sama seperti Delinger. Jika Katakuri bukan ras manusia murni, maka bisa kita simpulkan kalau anak-anak kembar BM belum tentu berasal dari ayah yang sama. Karena Katakuri berbeda dari Oven dan Daifuku yang merupakan saudara kembarnya.
Rumitnya Kenbunshoku no Haki


Di tengah pertarungan lagi-lagi memori Luffy tentang latihannya muncul.
“Kupikir aku melihatnya (serangan Rayleigh)! Atau mungkin itu hanya imajinasiku saja ….”
“Tak masalah. Itu karena Kenbunshoku melebihi imajinasi! Cobalah untuk merasakannya tanpa perlu kau sadari!”

Bagaimana pendapat kalian soal scene ini? Bingung? Wajar. Jawaban Rayleigh memang jawaban yang sarat makna. Ini bisa mengubah pemahaman orang soal Kenbunshoku yang kadung telah mengakar. Tapi mari kita kupas pelan-pelan.
Pertama, Kenbunshoku lebih dari imajinasi. Imajinasi adalah visualisasi yang ada dalam pikiran ketika tubuh mendapatkan suatu rangsangan atau ketika memori tentang sebuah pengalaman di masa lalu muncul. Tunggu, tolong jangan mengartikan rangsangan sebagai konotasi yang mesum! Rangsangan yang kumaksud adalah rangsangan pada indera manusia secara keseluruhan. Indera manusia adalah perangkat tubuh manusia untuk mengetahui keadaan di luar tubuh manusia. Indera manusia dilengkapi oleh sensor-sensor yang menangkap rangsangan dari luar tubuh.

Pada Indera penglihatan ada retina sebagai sensor penangkap rangsangan berupa cahaya. Pada Indera pendengaran, terdapat saraf auditori sebagai sensor penangkap rangsangan berupa suara. Pada indera peraba terdapat sensor penangkap tekanan dan panas. Pada indera penciuman terdapat sel-sel kemoreseptor sebagai sensor senyawa kimia yang terbawa udara masuk ke hidung. Senyawa kimia dalam hal ini adalah senyawa yang mangandung bau, dengan kata lain, sel kemoreseptor adalah sensor yang menangkap rangsangan berupa bau. Dan terakhir indera pengecapan, lidah. Lidah dengan 13 sensor pengecapannya menangkap rangsangan berupa larutan ion-ion suatu senyawa yang dengan kolaborasi pembauan dari hidung menciptakan sensasi bernama “rasa”. Akh, ini seolah olah kita sedang belajar biologi di sini.


Kelima indera manusia tersebut meneruskan rangsangan yang ditangkapnya ke otak. Proses ketika otak menyimpulkan terkait bentuk yang dilihat mata, suara yang didengar telinga, tekanan dan suhu yang dirasakan kulit, bau yang dihirup hidung, dan rasa yang dikecap lidah adalah sesuatu yang disebut imajinasi! Imajinasi ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi, tergantung daya hayal manusianya. Nah, lihat! Proses yang bernama imajinasi ini adalah proses yang sarat dengan kegiatan berpikir, proses yang penuh kesadaran. Kenbunshoku berbeda dengan itu. Kenbunshoku lebih dari sekadar imajinasi.

Kenbunshoku adalah semacam intuisi manusia akan suatu hal. Kata kunci untuk memahaminya ada di kalimat terakhir Rayleigh, “Cobalah untuk merasakan tanpa perlu kau sadari!” ini adalah cara kerjanya intuisi banget. Jadi, gambaran pukulan Rayleigh yang dilihat Luffy dalam pikirannya dapat dikatakan Kenbunshoku apabila ia rasakan tiba-tiba tanpa proses menganalisa atau berpikir terlebih dahulu. Akan menjadi imajinasi apabila gambaran itu didapatkan Luffy setelah menganalisa tekanan udara akibat serangan yang ditangkapnya dengan kulit atau setelah menganalisa suara yang ditangkap oleh telinganya.

Well, mungkin ini jadi penjelasan yang rumit, karena itu kusarankan agar membacanya secara berulang kali.


Aku Akan Menang

Katakuri mengakui Luffy sebagai musuh yang setara saat ini. Menarik ketika kalian membaca ulang dari saat pertama kali Luffy bentrok dengan Katakuri. Di awal kita melihat jelas bahwa Luffy seperti tidak punya harapan menang melawan Katakuri. Tapi, saat ini, peluang itu semakin terbuka. Apalagi ketika sang kapten dengan yakin mengatakan, “Aku akan menang!”.

Comments