RAKYAT JELATA HANYA MAINAN

Tak lama berselang setelah pesta demokrasi di bumi Serambi Mekkah usai dihelat sebuah tragedi berdarah kembali tercipta di tanah yang belum pulih betul dari memori yang terjadi semasa konflik. Tragedi yang hampir merenggut nyawa dua manusia tak berdosa dan tak tahu apa-apa di tengah gelapnya malam setelah berondongan timah panas bersarang di dalam tubuh mereka. Adalah tubuh Misnu (35) dan Juman (51) yang di paksa menjadi sarang peluru dengan paksa oleh orang tak di kenal.


Minggu (5/3/2017) dini hari, komplotan bersenjata laras panjang yang di duga jenis M-16 menembak 2 warga Peunaron, Aceh Timur. Beruntung korban selamat dan sempat di larikan ke rumah sakit Zainol Abidin di Banda Aceh guna mendapat perawatan lebih lanjut. Menurut beberapa pengamat akar masalah tersebut di tenggarai oleh perselisihan politik. Dari kabar yang tersebar cepat melalui sosial media dan media elektronik, tidak ada seorang pun baik dari anggota Polri/TNI mendampingi korban, sedang anggota dari LPSK (lembaga perlingdungan saksi dan korban) tidak di sebutkan dengan jelas apakah mendampingi korban atau tidak dalam perjalanan sedari Peunaron hingga sampai ke rumah sakit tujuan yang berjarak ratusan kilometer. Adalah Irwansyah, ketua PNA (Partai Nasional Aceh) yang membuat pertanyaan tersebut. kemudian timbul pertanyaan adalah; Kenapa kejadian seperti ini bisa terjadi? Bukankah Juman dan Misnu (korban) merupakan saksi kunci untuk kasus ini. Apakah kedua rakyat ini tidak/bukan orang penting hingga tak ada satupun yang mengawalnya. Akibat "insiden" kecil ditengah hura-hara besar ini membuat argumen masyarakat semakin menguat akan campur tangan para elit politik pada kasus ini, jika alasan memang di butuhkan untuk menguatkan opini tersebut adalah; 1. Kejadian tak lama berselang setelah pesta demokrasi usai di helat. 2. Korban merupakan salah satu simpatisan partai yang ikut serta bertarung. 3. Korban di kenal tak pernah mempunyai masalah dengan orang sekitar.


Saya tak ingin mendiskreditkan siapapun disini, terlebih mengkritik lembaga kepolisian yang jelas-jelas di sebutkan seperti yang saya utarakan pada paragraf sebelumnya. Saya sadar jika tulisan ini bisa saja menjadi masalah, tapi dengan alasan "diam itu bukan pilihan" maka saya beranikan diri untuk ikut bersuara dengan tulisan ini sebagai wakilnya. Harapan saya adalah benar tidaknya hal (tanpa pengawasan) tersebut tak terulang lagi. LPSK sebagai sebuah lembaga tertinggi yang bergerak di bidang tersebut seharusnya berada di garda terdepan dalam hal perlindungan saksi dan korban, apalagi ini saksi sekaligus korban. Kesigapan anggota LPSK sangat berarti untuk mengungkap segala tindak pidana yang terjadi di tanah air. Masyarakat berharap banyak kepada lembaga LPSK sebagai salah satu pelengkap puzzle dalam membongkar segala macam kasus dengan melindungi saksi dan korban. Rakyat sudah cukup jengah ditindas oleh beragam keadaan yang menghimpit mereka, biarkan setidaknya dalam satu hal mereka lega, cakapnya kinerja anggota LPSK dalam melindungi mereka tanpa harus memandang status dan derajat mereka. Di tengah maraknya kasus kejahatan yang terjadi masyarakat menaruh harapan besar kepada anggota LPSK  agar tak ada lagi kejadian seperti ini atau kasus terbaru yang masih hangat di perbincangkan, meninggalnya saksi kunci dalam kasus tersulit yang pernah di tangani KPK, kasus korupsi e-ktp, Johannes Marliem. Saya yakin jika LPSK mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada para saksi dan korban tanpa harus ketakutan akan teror tertentu yang sewaktu-waktu mereka hadapi dengan tiba-tiba.

Jika boleh saya memberi saran, ada baiknya  LPSK membuka kantor cabang yang letaknya jauh ke dalam pelosok, tidak hanya daerah perkotaan mengingat tindak kejahatan dapat terjadi dimana saja, paling tidak dalam setiap kecamatan ada satu kantor cabang yang selalu siap menerima keluhan masyarakat. Untuk perihal anggota saya tak mampu berbicara banyak, mungkin selama orang tersebut memiliki rasa keadilan yang tinggi tak peduli asal, suku, agama, layak menjadi anngota tentunya setelah syarat utama tersedia. Semoga LPSK terus berjaya dan menjadi idola seluruh masyarakat Indonesia. 


Sumber : Habadaily.com
                  Serambi Indonesia
                  Liputan 6

Comments