SPIDER-MAN : HOMECOMING (2017)


Setelah perkenalan singkat pada 2016 silam melalui Civil War, Spider-Man : Homecoming langsung menggebrak di film solo pertamanya sejak bergabung kedalam jagat MCU setelah melewati negosiasi alot antara Sony Pictures selaku pemegang hak siar dan Marvel.

Jika dihitung sekilas ini adalah film solo ke 6 sang manusia laba laba setelah trilogi pertama ditukangi Sam Raimi, kemudian di reboot menjadi Amazing Spider-Man yang di bintangi Andrew Garfield, dan sekarang dibintangi oleh Tom Holland. Jika trilogi pertama adalah "with great power come great responsibillity" dan versi kedua adalah romantika percintaan remaja, maka Homecoming mengusung misi "kembali ke awal". Kita dibawa jauh kebelakang kala Peter Parker (Tom Holland) masih berseragam "putih abu-abu", ia masih berusia 15 tahun dan juga memiliki otak yang encer. Pasca kejadian saat Civil War, Peter sangat berharap jika dirinya dipercaya sepenuhnya untuk menjadi bagian seutuhnya dari kelompok Avengers. Setelah berbulan-bulan menanti kabar tersebut tak kunjung datang Peter pun memutuskan untuk beraksi kecil kecilan, tak berselang lama, bak gayung bersambut. Peter berhasil menggagalkan aksi pembobolan ATM oleh sekelompok penjahat yang menggunakan senjata luar biasa hingga berlanjut pada memergoki penjualan senjata illegal oleh pihak yang sama.


Menimbang kita telah dijelaskan informasi dasar mengenai kekuatan Peter Parker saat percakapannya dengan Tony Stark (Robert Downey Jr) saat edisi pertikaian sesama super hero lalu, film pun dibuka dengan perkenalan dengan Adrian toomes (Michael Keaton), serta rasa dendamnya kepada Tony Stark sehingga mendorongnya untuk menjadi seorang penjahat super bernama Vulture. Ia bersama anak buahnya mencuri beragam teknologi sisa pertempuran para Avengers kemudian memodifikasinya sebelum menjualnya kembali. Adegan ini menjelaskan kepada kita bahwa dia bukan seorang megalomania dengan hasrat dengan embel-embel menguasai dunia, ia murni seorang yang mencoba untuk bertahan hidup.

Homecoming berusaha keras untuk mengemas karakter dan konfliknya serupa dunia nyata. Seperti kala Parker setelah mendapatkan kostum dari Tony, ia terjebak problematika remaja yang berhasrat untuk membuktikan diri pada gadis pujaannya Liz, (Laura Harrier). Bagi Parker mengejar penjahat hanya untuk bersenang senang sehingga tak jarang ia menimbulkan kekacauan seperti saat halaman rusak, juga terancamnya nyawa rarusan orang kala dilaut. Dengan menampilkan perjalanan Peter menuju kedewasaan, Homecoming menjuju ranah coming-of-age dengan nuansa romantik comedy. Guyonan yang dilontarkannya berulang kali menciptakan derai tawa, sekuens aksi yang ditawarkan pun sangat seru. Setidaknya ada 3 adegan yang mampu mencuri atensi saya. Pertama kala Peter menyelamatkan teman temannya yang terjebak dalam lift. Kedua, saat Peter menghadapi Vulture di kapal veri yang berbuntut terbelahnya kapal yang juga dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada Spider-Man 2 saat adegan kereta listrik. Dan ketiga, konfrontasi akhir yang panas yang dipicu interogasi tak disangka sangka.

Rasa mendiang John Hughes (The breakfast club, Ferris Bueller's day Off) akan kalian jumpai disini. Namun tak perlu heran karena Mavel dikenal mahir dalam memasukkan sejumlah genre lain dibalik tampilan luar superhero yang sepintas lalu.
Naskah yang digarap oleh 6 penulis sekaligus turut memanfaatkan tiap sisi kehidupan remaja untuk menyuntikkan motivasi, atau setidaknya menuju kearah sana pada setiap adegan aksinya. Jika momen Washington jadi usaha Peter untuk mendapat pengakuan pujaan hati, set-piece di atas ferry menggambarkan puncak "keremajaan" soal pembuktian kapasitas. Sedang pada klimaks pembuktian Peter menemui hasilnya.
Namun semua itu seakan gugur kala visi Jon Watt terkena penyakit seperti kebanyakan sutradara indie yang beralih ke film blockbuster. Adegan aksinya lemah, minim kreativitas juga intensitas yang diperparah klimaks yang bergulir terlalu cepat.

Tom Holland mampu tampil secara prima, ketengilan spidey kala beraksi dan kekikukan Peter dalam bersosial. Para lakon pendukung pun menampilkan performa yang tak kalah memikat, Michael Keaton mampu tampil mengintimidasi dan juga manusiawi disaat bersamaan. Konflik dalam dirinya begitu nyata, motivasinya juga mengena.
Zendaya sebagai temannya Peter adalah seorang wanita dengan aura misterius yang sangat ingin kita kenal, Marisa Tomei sebagai bibi May adalah seorang bibi yang sangat ingin dimiliki para remaja tanggung. Robert Downey Jr tampil sebagai mentor tak sebanyak yang dikhawatirkan. Juga Chris Evans dengan penampilan singkatnnya yang bikin gemes. Spider-Man : Homecoming layaknya film Marvel kebanyakan, meriah, seru, mengasyikkan, juga penuh warna lantaran mempunyai banyak kesempatan untuk mengeksplor kekuatan baru tak terbayangkan sebelumnya.


Catatan : seperti kebanyakan film Marvel, Homecoming juga mempunyai 2 adegan tambahan di pertengahan dan akhir credit title, jadi jangan buru buru keluar.

SPIDER-MAN : 4/5
RIZALDI : 7 juli 2017 

IMDb : rottentomatoes
133 menit : remaja

Comments