THE PROMISED NEVERLAND


Pernah menyaksikan film garapan sutradara Mikael Halfstrom yang dibintagi 2 aktor gaek Sylvester Stallone dan Arnold Schwestaiger berjudul Escape Plan? Drama misteri yang menceritakan upaya mereka dalam merencanakan pelarian dari penjara yang katanya terkejam di dunia.


The Promised Neverland juga demikian, manga hasil kolaborasi antara Shirai Kaiu dan Demizu Posuka juga memiliki benang merah serupa, namun perbedaannya jika film Escape Plan dari penjara maka The Promised Neverland adalah usaha pelarian anak anak dari panti asuhan.

Sinopsis.
Menceritakan tentang seorang anak berumur 11 tahun bernama Emma yang hidup di panti asuhan yang bernama Gtace Field. Emma hidup bersama anak anak lain yang telah dianggapnya sebagai keluarga meskipun mereka tak memiliki ikatan darah. Hari hari mereka di panti asuhan berlangsung damai, dengan anak anak yang ceria dan ibu asuh yang telah dianggap "mama" menerima mereka apa adanya serta selalu dihiasi senyum manis diwajahnya membuat semuanya bagaikan mimpi. Diantara semua anak yang ada di panti Emma termasuk anak tertua bersama dua teman akrabnya Norman dan Ray.


Namun Emma terbangun dari "mimpi indah" tersebut saat kenyataan menghampirinya. Semua bermula saat salah satu anak bernama Conny "katanya" telah diadopsi oleh keluarga barunya, sesaat setelah Conny berangkat Emma menemukan boneka kelinci kesayangan Conny tertinggal di panti asuhan, karena kasihan Emma menutuskan untuk mengantarkan boneka tersebut ditemani oleh Norman, seletah mereka sampai ditempat tujuan mereka melihat sesuatu yang tak disangka sangka.


Terdapat sesuatu yang cukup kelam bahkan pikiran mereka membantah akan kenyataan tersebut. Bagaimana tindakan mereka selanjutnya? Apakah mereka akan menutup mata dengan kejadian tersebut? Atau mereka akan berontak demi kelangsungan hidup selurih anak anak panti asuhan?

Review.
Tema yang diangkat The Promised Neverland cukup menrik untuk di ulik, remaja berumur sebelas tahun dihadapkan pada realita yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, seorang bocah yang tak pernah tahu akan dunia luar dipaksa bertindak demi kelangsungan hidup, ia dipaksa menerima kenyataan tentang mama-nya meskipun pikirannya membantah itu semua. Meski bukan kali pertama namun konfrontasi antara orang dewasa dan anak anak yang diperlihatkan dari sudut landang anak anak selalu menarik perhatian. 

Setelah "penemuan" Emma dan Norman tersebut Shirai Kaiu mampu menjaga alur cerita secara konstan di level yang mampu membuat kita para pembaca menerka nerka akan pergerakan Emma dan Norman yang telah mengetahui rahasia tersebut, begitu pula dengan tingkah polah sang mama yang bernama Issabella setelah mengetahui jika ada anak asuh yang menyadari gelagat tak baiknya.

Kita pembaca dibuat menyaksikan adu strategi ditengah perang dingin yang terjadi antara ibu dan anak asuh tersebut.
Saling baca strategi terjadi antara Norman dan ibu asuh, seperti saat ia (mama) memperlihatkan sebuah arloji yang tak lain adalah alat pelacak. Norman menggunakan otaknya dengan baik plus ketenangan yang dimilikinya (sesuatau yang tak dimiliki anak umur 11) cukup mengesankan. Berbanding terbalik dengan Emma yang hanya memiliki stamina berlebih namun payah dalam berpikir meskipun kenyataan tersebut bertebaran di sana sini.
Ohh jangan lupakan seorang teman lagi bernama Ray, kenyataan yang cukup mengejutkan terdapat dibalik tokoh ini, banyak yang tak disangga hadir melalui dirinya, termasuk perannya sebagai agen ganda. Begitu pula dengan Anna dan Don yang memeberi pengaruh cukup signifikan bagi kelangsungan rencana mereka.


Shirai menuntut kita para pembaca untuk berkonsentrasi berlebih saat menyelami dunia yang sedang dibangunnya, terutama untuk 10 chapter awal. Cerita bergerak cepat namun dinamis, setting waktu yang sangat sering berpindah mengharuskan kita fokus jika tak ingin jawaban yang harusnya kita ketahui hilang begitu saja. Terdapat beberapa plot twist yang mampu membuatmu melongo.

The Promised Neverland yang semula mengusung genre drama horor misteri bergerak menuju ke ranah drama Survival, atau begitulah menurutku dan kuyakin kalian juga punya pemikiran sama, terlebih setelah mama mengetahui jika Emma dan Norman yang menyelinap pada malam tragedi yang menimpa Conny.


Gambar Demizu Posuka cukup bagus, meskipun kurang memberi kesan, maksudku seharusnya kegelisahan, bimbang, kesedihan dan sebagainya mampu diwakili oleh gerak gerik serta gestur para tokoh tanpa harus menggunakan penjelasan berlebih melalui narasi, untungnya dari segi cerita mampu menutupi itu semua.

Bagi kalian yang menyukai drama Survival, The Promised Neverland sangat kurekomendasikan. Apalagi yang lebih mengedepankan drama daripada aksi.
Oh iya, chapter 867 One piece dibuat oleh Oda dengam mengambil referensi dari manga ini, meskipun versi Oda tampilannya lebih kelam. Mungkin inilah bentuk apresiasi Oda terhadap manga The Promised Neverland.
7.5/10 untuk manga ini. 

Catatan : untuk versi Indonesia The Promised Neverland "baru" berjalan sampai ch 41 per hari ini. Bagi kalian yang ingin marathon sangat kusarankan karena tidak terlalu melelahkan hingga harus berbuka puasa XD.
Salam hangat penuh keringat ☺️

Comments