THE AGE OF SHADOW (2016)


Sebelum jauh kumelangkah, kuyakin kalian semua  sudah pada nonton film ini. Tapi tetap juga tangan  ini  terasa  gatal ingin menulis review  tentang film ini, salah satu film terbaik untuk tahun 2016 menurutku.

Entah kenapa dalam beberapa hari  belakangan ini diriku begitu kepincut dengan film asal negeri gingseng, terutama yang menyangkut dengan tema kemerdekaan dan kali ini yang kebagian review adalah film The Age Of Shadow. Salah film yang lolos seleksi ajang tahunan Oscar ke 89 untuk kategori film berbahasa asing terbaik.

The Age Of Shadow menitik beratkan kisah perjuangan laskar kemerdekaan Korea dalam usaha  penyelundupan  bom ke Korea dari Shanghai, China. Film dibuka dengan prosesi  jual beli barang berharga antara pejuang dengan seorang tuan tanah, namun naas transaksi tersebut di ketahui oleh pihak tentara Jepang. Pengejaran pun dimulai dan dimenangkan oleh pihak Jepang, dalam prosesnya seorang pejuang terbunuh dan seorang lagi tertangkap. Dalang dibalik penangkapan tersebut adalah Lee Jung Chool (Song Kang Ho), seorang yang dulunya anggota laskar pejuang namun berkhianat menjadi polisi Jepang.  Lee Jung Chool bertugas untuk mencari, mengumpulkan informasi dan membasmi seluruh pasukan pejuang



Karena kurangnya informasi, Lee Jung Chool pun memutuskan untuk menyusup kedalam organisasi pejuang, berkenalanlah ia dengan Kim Woo Jin (Gong Yoo), yang ternyata seorang pemimpin regional pejuang kemerdekaan Korea.
Perkenalan mereka berlanjut hingga pada tahap menjadi teman akrab, semua dilakukan demi mendapatkan informasi,  meskipun keduanya sadar akan situasi dan rahasia masing masing. Hanya ini sinopsis yang bisa kujabarkan, lebihnya berpotensi menjadi spoiler.

Warner Bros. Tak salah menjatuhkan pilihannya kepada film ini sebagai debut mereka di kaaasan Korea Selatan, The Age Of Shadow membuat penonton untuk memberikan fokus berlebih dalam situasi serba genting selama mengalun durasi sepanjang 140 menit. Kim Jee Woon (The Quiet Family, The Foul King, A Tale Of Two Sister, I Saw The Devil) tak memberi para penonton untuk setidaknya "duduk manis" sebelum menikmati karyanya, adegan pembuka langsung di geber begitu menegangkan dengan sekuens aksi penuh darah. 


Untungnya saat tahap transisi dan pengenalan tokoh tensi film sedikit diturunkan ke tahap "siaga", guna memberi penonton untuk mencerna segala informasi yang telah diberikan sembari menerka nerka kemana arah The Age Of Shadow akan dibawa.
Namun tahap transisi tersebut tak berlangsung lama, setidaknya setelah Hashimoto (Eom Tae-go), ikut masuk dalam permainan, tensi film kembali meningkat ke tahap "bahaya", ketegangan selalu menghiasi setiap adegannya memicu adrenalin yang cukup bagimu untuk mengatakan "WOW".

Adegan dalam kereta api dan sekuens aksi menjelang klimaks adalah moment emas untuk The Age Of Shadow. Sinematografi ciamik dari Kim Ji-yong sungguh memikat ditambah music yang energik karya Mowg menambah aroma ketegangan yang terjadi antara kedua pihak.

Song Kang-ho bermain dengan apik, disatu sisi membuatnya ingin dikasihani, namun disatu sisi seharusnya ialah yang harus mati terlebih dahulu, mimik wajah dan gestur yang memunculkan kegelisahan karena kesetiaannya harus terbagi antara bekerja dan membela negara berhasil menimbulkan rasa iba dari penonton. Gong Yoo, ya Gong Yoo yang di serial Goblin itu, juga bermain cukup apik, tahun 2016 tak salah jika dikatakan tahunnya Goong Yoo, apalagi setelah film sdbelumnya yang dibintangi oleh Gong Yoo juga sukses besar.


Ternyata Gong Yoo bukan hanya pajangan yang gunanya untuk memikat para gadis agar berbondong bondong ke bioskop. Wajah datar tanpa emosinya cukup greget, terutama saat tertangkap basah dalam kereta api, the best lah. Tapi yang paling bersinar adalah Eom Tae-go, aktingnya sebagai Hashimoto nyaris sempurna. Melalui tokoh Hashimoto kita diperlihatkan kekejaman tentara Jepang yang tanpa ampun juga berbahaya.

Barisan aktor pendukung juga diisi departemen kelas wahid Korea, tercatat ada seorang Lee Byung-hyun yang sudah malang melintang diindustri perfilman Korea maupun Hollywood, ada pula gadis cantik Han Ji-min disana. Para aktor pendukung bersinergi dengan baik dalama menggerakkan roda cerita.

Memang Kim Jee-won seorang sutradara handal dari Korea, hasil karya nya yang masih lekat di ingatan mungkin I Saw The Devil, yang cukup mencekam, atau yang terbaru The Last Stand, film Hollywood pertama nya yang jadi bukti nyata hasil dari tangan dingin sang sutradara.
Naskah yang ditulis oleh Lee Ji-min dan Park Jong-jae adalah salah satu kunci suksesnya The Age Of Shadow, brondongan dialog cerdas juga mengikat terus dijaga secara continyu hingga film terus bertahan hingga tutup durasi. Semua diracik secara setara, entah itu dramanya, ataupun actionnya.

Overall, The Age Of Shadow cocok menjadi list tontonan wajib kalian, film yang penuh intrik, spionase, penghianatan sana sini, bikin baper juga kala kesetiaannya harus terbagi. Pesan yang ditujukan pun tersampaikan dengan baik. Luar biasa!!

Rating :4/5

IMDb : rottentomatoes
140 menit : action, crime, drama

Sutradara : Kim Jee-won
Skripsi : Lee Ji-min, Park Jong-jae
Pemain : Gong Yoo, Song Kang-ho, Eom Tae-go, Lee Byung-hyun, Han Ji-min

Comments